Metode
Role Playing
1.
Pengertian Role
Playing
R
|
ole
playing atau bermain peran suatu metode
yang jarang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk menggunakan
metode tersebut perlu pemahaman yang mendalam agar dalam penggunaanya tidak
keliru.
Syaiful
Sagala dalam Nurmansyah (2011: 26) mendefinisikan metode bermain peran adalah
metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari
guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem
agar peserta didik dapat memecahkan masalah yang muncul dari situasi sosial.
Sedangkan
menurut Surachmad dalam Nurmansyah (2011: 26) bermain peran menekankan
kenyataan dimana siswa diikutsertakan dalam memainkan peran dalam
mendramatisasi hubungan sosial. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
metode bermain peran adalah metode mengajar yang menugaskan siswa untuk
memerankan suatu tokoh dalam situsi sosial tertentu yang menuntut siswa agar
dapat mendramastisasi peran tersebut.
Melalui
bermain peran dalam pembelajaran,
diharapkan para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaannya; (2)
memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; (3) mengembangkan
keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan (4)
mengeksplorasi inti permasalahan yang
diperankan melalui
berbagai cara.
Pembelajaran
partisipatif memiliki prinsip tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan
pembelajaran. Prinsip dalam kegiatan belajar adalah bahwa peserta
didik memiliki
kebutuhan belajar, memahami teknik belajar, dan berperilaku belajar.
1. Keunggulan
Metode Role Playing
Kebaikan-kebaikan metode role playing menurut Syaiful Sagala (2007. Fitria Prasasti,
2011:20) adalah sebagai berikut :
a. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi
bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi
cerita secara keseluruhan, terutama materi yang harus diperankannya. Dengan
demikian daya ingat siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa terlatih untuk berinisiatif dan berkratif. Pada
waktu bermain peran pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga
dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit peran di sekolah. Jika seni peran
mereka dibina dengan baik, kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang
baik kelak.
d. Kerjasama pemain dapat ditumbuhkan dan dibina
sebaik-baiknya.
e. Siswa
memperoleh kebaikan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dibina dengan baik agar mudah
dipahami orang.
2. Kelemahan
Metode Role Playing
Kelemahan metode bermain peran ini dapat disimpulkan
seperti dibawah ini :
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak.
b. Tidak semua materi pelajaran bisa menggunakan
metode ini.
c. Tantangan yang berat bagi siswa yang pemalu.
d. Jika mengalami kegagalan, maka tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai.
3. Langkah-Langkah
Metode Role Playing
a. Menentukan topik.
b. Guru menggambarkan topik yang akan menjadi
permasalahan dalam bermain peran.
c. Guru memaparkan pengertian metode role playing kepada siswa.
d. Guru melakukan pembagian kelompok serta pemilihan
peran.
e. Guru memberikan waktu untuk siswa memahami peran yang
akan dimainkan.
f. Guru membimbing setiap peristiwa yang terjadi dalam permainan
peran.
g. Menyiapkan pengamat.
h. Melakukan diskusi dengan siswa.
i. Melakukan evaluasi.
Referensi:
Irman Nurmansah, 2012 Penggunaan Metode Role Playing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perjuangan Para Tokoh Masa
Penjajahan Jepang. Tersedia pada : http//.repository.upi.edu
diakses pada tanggal 18 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar