Marquee

Terima Kasih Anda Telah Berkunjung Ke Blognya Jarsa

Selasa, 02 April 2013


Metode Role Playing

1.  Pengertian Role Playing
R
ole playing atau bermain peran suatu metode yang jarang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk menggunakan metode tersebut perlu pemahaman yang mendalam agar dalam penggunaanya tidak keliru. 
Syaiful Sagala dalam Nurmansyah (2011: 26) mendefinisikan metode bermain peran adalah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem agar peserta didik dapat memecahkan masalah yang muncul dari situasi sosial.
Sedangkan menurut Surachmad dalam Nurmansyah (2011: 26) bermain peran menekankan kenyataan dimana siswa diikutsertakan dalam memainkan peran dalam mendramatisasi hubungan sosial. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran adalah metode mengajar yang menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh dalam situsi sosial tertentu yang menuntut siswa agar dapat mendramastisasi peran tersebut.

Melalui bermain peran  dalam pembelajaran, diharapkan para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaannya; (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang      diperankan      melalui berbagai         cara.
Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan pembelajaran. Prinsip dalam kegiatan belajar adalah bahwa peserta
didik memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik belajar, dan berperilaku belajar.

1.  Keunggulan Metode Role Playing
Kebaikan-kebaikan metode role playing menurut Syaiful Sagala (2007. Fitria Prasasti, 2011:20) adalah sebagai berikut :
a.  Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingat siswa harus tajam dan tahan lama.
b.  Siswa terlatih untuk berinisiatif dan berkratif. Pada waktu bermain peran pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
c.  Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit peran di sekolah. Jika seni peran mereka dibina dengan baik, kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d.  Kerjasama pemain dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik-baiknya.
e.   Siswa memperoleh kebaikan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f.   Bahasa lisan siswa dibina dengan baik agar mudah dipahami orang.
2.  Kelemahan Metode Role Playing
Kelemahan metode bermain peran ini dapat disimpulkan seperti dibawah ini :
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak.
b. Tidak semua materi pelajaran bisa menggunakan metode ini.
c. Tantangan yang berat bagi siswa yang pemalu.
d. Jika mengalami kegagalan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
3.  Langkah-Langkah Metode Role Playing
a.  Menentukan topik.
b.  Guru menggambarkan topik yang akan menjadi permasalahan dalam bermain peran.
c.  Guru memaparkan pengertian metode role playing kepada siswa.
d.  Guru melakukan pembagian kelompok serta pemilihan peran.
e.  Guru memberikan waktu untuk siswa memahami peran yang akan dimainkan.
f.   Guru membimbing setiap peristiwa yang terjadi dalam permainan peran.
g.  Menyiapkan pengamat.
h.  Melakukan diskusi dengan siswa.
i.   Melakukan evaluasi.


Referensi:
Irman Nurmansah, 2012 Penggunaan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perjuangan Para Tokoh Masa Penjajahan Jepang. Tersedia pada : http//.repository.upi.edu diakses pada tanggal 18 September 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar