Marquee

Terima Kasih Anda Telah Berkunjung Ke Blognya Jarsa

Minggu, 10 Maret 2013

“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep Gaya Magnet


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan guna mencerdaskan kehidupan bangsa yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan melalui: Undang-Undang Republik Indonesia no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan menuntut sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuannya, karena sumber daya manusia salah satunya harus dapat mengimbangi kemajuan teknologi. Untuk itu kita sebagai pendidik harus dapat menyiapkan siswa agar dimasa yang akan datang mampu mengimbangi kemajuan teknologi tersebut.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diserap melalui proses belajar. Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus terampil dan mengupayakan agar siswa terlihat aktif, inovatif, dan kreatif yang akhirnya anak menjadi senang belajar.
Metode inkuiri merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat tetapi hasil menemukan sendiri melalui pengamatan, percobaan (eksperimen) dan eksplorasi.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut Wina Senjaya (196:2011) yang menjadi asumsi munculnya pembelajaran inkuiri adalah sebagaio berikut:
Pembelajaran inkuiri berasumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannua. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir lahir ke duania. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang  dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu.

Atas dasar pemikiran tersebut penulis tertarik untuk membuat makalah ini dengan judul makalah “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep Gaya Magnet”.

B.     Masalah
Dengan dasar dan pokok pikiran yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana penerapan pembelajaran model inkuiri pada pelajaran IPA terutama pada konsep gaya magnet?

C.    Manfaat
Makalah  ini memberikan data empirik untuk peningkatan kualitas pengajaran di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan konsep gaya magnet dalam belajar IPA, temuan dalam paparan makalah ini dapat dijadikan dasar acuan bagi pengelolaan pengembangan strategi dan pengelolaan pembelajaran. Makalah ini dapat dijadikan pola pengembangan metode mengajar, strategi belajar dan pengelolaan kelas.
Secara khusus manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.         Bagi penulis
a)      Untuk mengembangkan model-model pembelajaran sebagai bekal pengembangan wawasan berpikir dalam rangka pelaksanaan pembelajaran di sekolah
b)      Untuk mengetahui bagaimana menerapkan model pembelajaran inkuiri pada pelajaran IPA khususnya pada materi gaya magnet.
2.      Bagi pembaca
a)      Untuk memilih strategi mengajar yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan
b)      Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran dapat dimengerti oleh siswa
c)      Untuk memahami jalan pikiran siswa berkreativitas

BAB II
KAJIAN TEORITIK

A.      Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.      Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat.
4.      Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.      Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.      Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.      Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006).

Pembelajaran IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir saintifik (ilmiah). Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajarnya. Merajuk kepada pengertian IPA di atas, mak dapat disimpulkan bahwa IPA meliputi empat unsur yaitu : 1) sikap : rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk sosial, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended. 2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eklsperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. 3) Produk :berupa fakta, prinsip, teori dan hukum, 4) Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA, keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena dan melalui kegiatan pemecahan masalah. Dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar IPA maka harus dikembangkan pembelajaran yang tidak hanya mengkondisikan para siswa sebagai penerima saja pengetahuan dari guru.Tetapi suatu kondisi di mana guru dapat menjadi motivator siswa dalam kegiatan memahami dan mengkonstruksi pengetahuannya, dan sebagai fasilitator dalam menumbuhkan kemampuansiwa dalam memecahkan masalah.

B.     Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA
A.    Pengertian metode inkuiri
Kata inkuiri  sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas  pencarian  pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa  akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2011: 196) bahwa “Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan”.
Sementara itu menurut Syaiful Sagala (2011:196) yang mendefenisikan metode inkuiri sebagai berikut:
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Sedangkan menurut Aziz (Ahmad, 2011) memiliki defenisi lain mengenai pengertian metode inkuiri sebagaimana yang tertulis sebagai berikut:
Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini akan berguna dalam menghadapi dan memecahkan  masalah-masalah dalam kehidupannya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa  berkreativitas dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuannya tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2.      Karakteristik metode inkuiri
Menurut Sanjaya (2011: 197) Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran inkuiri, yaitu:
a.    Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
b.    Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya  diri (self belief). Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c.    Tujuan dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mngembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demkian, dalam metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. 

Seperti yang dapat disimak dari penjelasan di atas, maka metode inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
3.      Komponen-komponen metode inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan Garton (Ahmad,  2011)  bahwa:
Pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu 
1)   Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2)    Student Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.
3)   Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.
4)   Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5)   Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.

4.      Prinsip-prinsip metode inkuiri
Dalam pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas, ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri  diharapkan dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan.  Menurut Sanjaya (2011:199) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu:
a.    Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses  belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b.    Prinsip interaksi
Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.  
c.    Prinsip bertanya
Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan kepada siswa akan melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan.
d.   Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek.
e.    Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang  menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam metode inkiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang guru perlu  memperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal.
5.      Langkah-langkah metode inkuiri
Menurut  Sanjaya (2011:201) mengemukakan Secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)        Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas  menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. 
2)      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir  dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Mengutip dari pendapat  Sanjaya (2011:202) yang mengemukakan bahwa
Adabeberapa hal yang perlu diperhatikandalam merumuskan masalah, di antaranya:
a.       Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian, guru hendaknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
b.      Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawanbannya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
c.       Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses inkuiri, terlebih dahulu guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa  siswa  sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.

3)      Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara  yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4)        Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran  guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5)      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6)        Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

6.      Kelebihan dari metode inkuiri
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1)   Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2)   Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3)   Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4)   Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1)   Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2)   Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3)   Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4)   Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka guru hendaknya memperhatikan beberapa prosedural dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat dalam metode inkuiri ini dapat teratasi.

C.    Penerapan Metode Inkuiri dalam pembelajaran IPA Mengenai Konsep Gaya Magnet
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), para ahli menyarankan menciptakan iklim pembelajaran IPA yang kondusif. Melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar siswa dilatih untuk berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan. Selain itu juga melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan nilai yang positif  serta memupuk rasa cinta kepada alam sekitar dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Patta Bundu (Ahmad, 2011) bahwa
Pembelajaran IPA merupakan wahana bagi siswa untuk memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan mandiri, sera mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha esa.

Untuk mewujudkan keinginan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, guru harus mampu menjadi fasilitator dalam pembelajaran IPA yang mampu menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya sehingga siswa mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan keberanian ilmiah.
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang IPA, yang sampai sekarang masih  tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inkuiri. Dalam penerapan metode inkuiri untuk pembelajaran IPA di sekolah dasar, guru memiliki peranan yang sangat penting. Sebagaimana yang dikemukakan Gulo (Ahmad, 2011) Seorang guru akan memiliki beberapa peran dalam menerapkan metode inkuiri, yaitu:
a)    Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
b)   Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
c)    Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
d)   Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
e)    Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
f)    Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
Metode inkuiri memiliki enam langkah pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011:201) bahwa “langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri adalah Orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan”.
   
BAB III
RANCANGAN RPP MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan di SD Negeri 2 Bayah Barat tentang pembelajaran IPA dengan konsep gaya magnet penulis menyusun rancangan RPP yang akan digunakan oleh penulis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Berikut ini rancangan RPP yang penulis gunakan sebagai berikut:
A.    Tahap pendahuluan
Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1.      Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang lebih baik, kegiatannnya berupa:
a.         Siswa berbaris sebelum masuk kelas
b.        Siswa berdo’a sebelum belajar dimulai
c.         Penulis mengabsen tentang kehadiran siswa
2.      Menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai, misalnya setelah pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda yang dapat ditarik magnet dan benda yang tidak dapat ditarik magnet, siswa dapat menyebutkan bagian magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling besar.
3.      Melakukan apersepsi atau motivasi:
Pada tahapan ini penulis melakukan tahapan orientasi atau lebih umum dikenal dengan sebutan apersepsi atau motivasi. Kegiatan yang dilakukan penulis dengan cara menunjukkan dua kotak dengan bungkus yang sama akan tetapi isinya berbeda.  Kotak yang satu isinya kosong dan kotak yang satunya lagi berisi magnet. Selanjutnya guru menunjukkan dua kotak itu dan menempelkan klip kertas pada dua kotak itu secara bergantian. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mengamati salah satu kotak yang dapat menempelkan klip kertas tersebut. Siswa ditugaskan untuk menebaknya tentang isi kotak yang bisa menempelkan klip kertas tersebut. Selanjutnya guru membuka kotak itu dan menunjukkan ke siswa bahwa klip kertas bisa menempel karena di dalam kotak ada magnet.
Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat lebih siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
B.       Kegiatan Inti pembelajaran
1.      Tahap eksplorasi
Pada tahap ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana, misalnya: siapa yang pernah bermain-main dengan magnet? Apa yang kamu lakukan dengan magnet? Sehingga diharapkan siswa memunculkan permasalahan dari konsep magnet tersebut. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada pelajaran ini yaitu:
a.         Benda-benda apa saja yang dapat ditarik oleh magnet?
b.        Pada bagian mana pada magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling besar?
Selanjutnya siswa ditugaskan untuk menjawab permasalahan yang dimunculkan sehingga diperoleh hipotesis sederhana sebagai berikut: “Bahwa semua benda yang berbahan besi, nikel meruapan benda yang dapat ditarik magnet. Dan kekuatan magnet yang paling besar terdapat di ujung magnet”.
2.      Tahap elaborasi
Pada tahap ini penulis lakukan sebagai berikut:
a.         Membagikan lembar kerja siswa (LKS) serta memberikan bahan-bahan yang akan digunakan siswa untuk melakukan percobaan. Penulis memberikan petunjuk yang sederhana agar pelaksanaan perobaan dapat berjalan lancar.
b.        Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dan menuangkan hasilnya pada LKS yang telah disediakan
c.         Masing-masing kelompok melakukan presentasi
d.        Penulis bersama-sama siswa menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan siswa.
e.         Penulis bertanya kembali tentang permasalahan yang muncul saat pembelajaran dimulai. Apakah kesimpulan yang diperoleh bisa menjawab permasalahan yang dimunculkan. Pada tahapan ini dikenal dengan istilah pengujian hipotesis berdasarkan data yang diperoleh siswa saat melakukan percobaan.
f.         Siswa memajangkan hasil percobaan di papan pajangan.
3.      Tahap konfirmasi
a.       Guru memberikan kesempatan yang seluas-lusanya kepada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapatnya atau pengalaman-pengalaman siswa selama menggunakan magnet
b.      Penulis menjelaskan bahwa semua benda yang berbahan besi, nikel dan kobal dapat ditarik magnet
C.      Kegiatan akhir
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Penulis memberikan penilaian dengan alat tes berupa tes uraian singkat
2.      Memberikan umpan balik dengan cara tugas sederhana
3.      Ucapan terima kasih dan salam
Itulah secara sederhana rancangan kegiatan yang dilakukan oleh penulis dan lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP yang penulis susun (terlampir).

BAB IV
ANALISIS KELEBIHAN, KEKURANGAN DAN KEKHUSUSAN 
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


A.    Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1.         Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2.         Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.         Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4.         Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Sejalan dengan itu dikemukakan pula keuntungan model inkuiri oleh Oemar Hamalik (2001:220), sebagai berikut:
Keuntungan bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagai tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas analisa penulis berkenaan dengan keunggulan dari model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah skaligus membuat keputusan. Dengan pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa untuk belajar system karena di sini memungkinkan terjadi integrasi dari berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan ekplorasi akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibtakn bahasa, social, matematika, seni bahkan teknik. Dalam proses inkuiri juga siswa dituntut bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa agar tidak menggangu proses pembelajaran. Dengan berbagai keunggulan tersebut penulis berharap model pembelajaran inkuiri ini bisa digunakan terutama pada pelajaran IPA.
B.     Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
Begitu pula dikemukakan oleh Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1.      Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2.      Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3.      Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.      Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa semua model pembelajaran tidak ada yang sempurna tentu selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kecerdasan guru dalam memilih model pembelajaran merupakan sikap bijaksana agar pembelajaran lebih bermakna. Mengkolaborasikan metode mengajar merupakan pilihan tepat untuk membuat siswa belajar lebih baik.
C.    Kekhususan Model Pembelajaran Inkuiri
Kekhususan model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses ilmiah. Ketika menekankan pada proses ilmiah berarti proses pembelajaran selalu dimulai dengan memunculkan permasalahan, hipotesis, pengujian data dan membuat kesimpulan.
Pembelajaran inkuiri melatih siswa untuk menjadi saintis-saintis kecil yang tidak dimiliki oleh pembelajaran model yang lain. Karena kekhususannya itulah pembelajaran inkuiri akan pas jika digunakan pada materi-matari yang membutuhkan penelitian. Biasanya materi itu ada di pelajaran IPA dan matematika.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Cara menerapkan model pembelajaran inkuiri dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
2.      Meumuskan masalah
3.      Mengajukan hipotesis
4.      Mengumpulkan data
5.      Menguji hipotesis
6.      Merumuskan kesimpulan
Model pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan dan kekurangan pemilihannya didasarkan pada materi yang akan dibelajarkan.

B.     Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Dengan menggunakan model inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan
2.    Dalam pembelajaran peran guru diharapkan aktif sehingga guru hanya  sebagai fasilitator saja.




DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, A. (2011). Hakikat Metode Inkuiri. Universitas Negeri Makassar.Tersedia pada:pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/.../HAKIKAT_METODE_INKUIRI.rtf. Diakses pada tanggal 25 Nopember 2012.

BSNP.(2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Depdiknas

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta

------------ (2003).Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas

Hamalik Oemar.(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sagala Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alfabeta

  

4 komentar:

  1. Terima kasih atas ilmumya bapak/ibu

    BalasHapus
  2. SANGAT BERMANFAAT, MAKASIH YA!

    BalasHapus
  3. ambil sekarang bonus piala dunia 2018 dari bolavita yuk.
    Link Promo Bonus : www,bolavita,pro/promo-piala-dunia/

    sabung ayam terbaik indonesia dengan minimal pasang 10rb online dari hp dan komputer live s128 sv388 cft2288

    www,sabungayam,pro
    www,sabungonline,org
    www,ayamsabungonline,com
    www,sabung-online,com
    www,sabung-online,net
    www,sabung-online,org
    www,onlinesabungayam,net
    agenpialadunia2018-blog.logdown,com

    kontak kami bolavita:
    WA : 081377055002
    BBM PIN : BOLAVITA

    BalasHapus