BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan Nasional merupakan rangkaian upaya yang
berkesinambungan guna mencerdaskan kehidupan bangsa yang termaktub dalam
pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan melalui: Undang-Undang Republik Indonesia no
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.”
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan menuntut sumber daya
manusia untuk meningkatkan kemampuannya, karena sumber daya manusia salah
satunya harus dapat mengimbangi kemajuan teknologi. Untuk itu kita sebagai
pendidik harus dapat menyiapkan siswa agar dimasa yang akan datang mampu
mengimbangi kemajuan teknologi tersebut.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat diserap melalui proses belajar. Belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Berhasil tidaknya tujuan
pendidikan banyak tergantung pada proses belajar dan pembelajaran. Dalam hal
ini guru harus terampil dan mengupayakan agar siswa terlihat aktif, inovatif,
dan kreatif yang akhirnya anak menjadi senang belajar.
Metode inkuiri
merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memperbaiki sekaligus
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat tetapi hasil
menemukan sendiri melalui pengamatan, percobaan (eksperimen) dan eksplorasi.
Dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut
Wina Senjaya (196:2011) yang menjadi asumsi munculnya pembelajaran inkuiri
adalah sebagaio berikut:
Pembelajaran inkuiri berasumsi bahwa
sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannua. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak ia lahir lahir ke duania. Sejak kecil manusia memiliki
keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecapan, pendengaran,
penglihatan dan indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara
terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu.
Atas
dasar pemikiran tersebut penulis tertarik untuk membuat makalah ini dengan
judul makalah “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Pada Konsep Gaya Magnet”.
B.
Masalah
Dengan
dasar dan pokok pikiran yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di
atas, maka masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
penerapan pembelajaran model inkuiri pada pelajaran IPA terutama pada konsep
gaya magnet?
C.
Manfaat
Makalah
ini memberikan data empirik untuk
peningkatan kualitas pengajaran di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan konsep
gaya magnet dalam belajar IPA, temuan dalam paparan makalah ini dapat dijadikan
dasar acuan bagi pengelolaan pengembangan strategi dan pengelolaan
pembelajaran. Makalah ini dapat dijadikan pola pengembangan metode mengajar,
strategi belajar dan pengelolaan kelas.
Secara
khusus manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagi penulis
a)
Untuk mengembangkan model-model
pembelajaran sebagai bekal pengembangan wawasan berpikir dalam rangka pelaksanaan
pembelajaran di sekolah
b)
Untuk mengetahui bagaimana menerapkan
model pembelajaran inkuiri pada pelajaran IPA khususnya pada materi gaya
magnet.
2.
Bagi pembaca
a)
Untuk memilih strategi mengajar yang
tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan
b)
Untuk mengetahui sejauh mana materi
pelajaran dapat dimengerti oleh siswa
c)
Untuk memahami jalan pikiran siswa
berkreativitas
BAB
II
KAJIAN
TEORITIK
A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
Pendidikan Sekolah Dasar
sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting
dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pembelajaran IPA di
sekolah dasar adalah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1.
Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.
Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat.
4.
Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki, memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
5.
Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
6.
Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
7.
Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2006).
Pembelajaran
IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik
secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya
dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan
cara berfikir saintifik (ilmiah). Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut
untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
belajarnya. Merajuk kepada pengertian IPA di atas, mak dapat disimpulkan bahwa
IPA meliputi empat unsur yaitu : 1) sikap : rasa ingin tahu tentang
benda, fenomena alam, makhluk sosial, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA
bersifat open ended. 2) Proses: prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eklsperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. 3)
Produk :berupa fakta, prinsip, teori dan hukum, 4) Aplikasi : penerapan metode
ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
proses pembelajaran IPA, keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga
peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami
fenomena dan melalui kegiatan pemecahan masalah. Dalam upaya mengembangkan
kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar IPA maka harus dikembangkan
pembelajaran yang tidak hanya mengkondisikan para siswa sebagai penerima saja
pengetahuan dari guru.Tetapi suatu kondisi di mana guru dapat menjadi motivator
siswa dalam kegiatan memahami dan mengkonstruksi pengetahuannya, dan sebagai
fasilitator dalam menumbuhkan kemampuansiwa dalam memecahkan masalah.
B. Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran
IPA
A. Pengertian metode inkuiri
Kata
inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa
yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Metode inkuiri berkaitan dengan
aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan
rasa ingin tahu sehingga siswa akan
menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sanjaya (2011: 196) bahwa “Metode inkuiri adalah suatu metode
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
dipertanyakan”.
Sementara
itu menurut Syaiful Sagala (2011:196) yang mendefenisikan metode inkuiri
sebagai berikut:
Metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri
siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran
ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah.
Sedangkan
menurut Aziz (Ahmad, 2011) memiliki defenisi lain mengenai pengertian metode
inkuiri sebagaimana yang tertulis sebagai berikut:
Metode inkuiri adalah metode yang
menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data,
fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu
dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini akan berguna dalam
menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupannya.
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui
percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa berkreativitas dan berpikir kritis untuk
menemukan sendiri suatu pengetahuan yang pada akhirnya mampu menggunakan
pengetahuannya tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2.
Karakteristik
metode inkuiri
Menurut Sanjaya (2011: 197)
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran
inkuiri, yaitu:
a.
Metode
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
b.
Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
c.
Tujuan
dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mngembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demkian, dalam
metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara
optimal.
Seperti yang dapat disimak dari penjelasan di atas,
maka metode inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa (student centered approach).
3.
Komponen-komponen
metode inkuiri
Metode
pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan
Garton (Ahmad, 2011) bahwa:
Pembelajaran dengan
metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu
1)
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan
sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau
kekaguman siswa akan suatu fenomena.
2)
Student
Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan
suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.
3)
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk
berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai
gagasan.
4)
Performance Evaluation. Dalam menjawab
permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat
menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan.
Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
5)
Variety of Resources. Siswa dapat
menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website,
televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
4.
Prinsip-prinsip
metode inkuiri
Dalam pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran
di kelas, ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi
seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang
menggunakan metode inkuiri diharapkan
dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut Sanjaya (2011:199) ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode
inkuiri, yaitu:
a.
Berorientasi
pada pengembangan intelektual
Tujuan utama
dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,
metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar. Karena itu, kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan
ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi
sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b.
Prinsip
interaksi
Pembelajaran
adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan
yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui
interaksi mereka.
c.
Prinsip
bertanya
Kemampuan guru
dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat
diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan kepada siswa akan melatih
kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun
bertanya untuk menguji kemampuan.
d.
Prinsip
belajar untuk berpikir
Belajar bukan
hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir
(learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak
kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek.
e.
Prinsip
keterbukaan
Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Dalam metode inkiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang guru
perlu memperhatikan prinsip-prinsip
tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam
pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal.
5.
Langkah-langkah
metode inkuiri
Menurut
Sanjaya (2011:201) mengemukakan Secara umum bahwa proses pembelajaran
yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1)
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina
suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri
sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
2) Merumuskan
masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persolan yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Mengutip dari pendapat Sanjaya (2011:202)
yang mengemukakan bahwa
Adabeberapa hal
yang perlu diperhatikandalam merumuskan masalah, di antaranya:
a.
Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian, guru hendaknya tidak
merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
b.
Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya, guru
perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru
jawanbannya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara
pasti.
c.
Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses inkuiri, terlebih
dahulu guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa
siswa sudah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3) Mengajukan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah
dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri
siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai
wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4)
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan
mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam metode inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5) Menguji
hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Disamping
itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6)
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi
dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh
karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
6.
Kelebihan
dari metode inkuiri
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang
sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode
inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1)
Metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna.
2)
Metode
inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3)
Metode
inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya perubahan.
4)
Keuntungan
lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Metode inkuiri
sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan
juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1)
Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2) Metode
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar
3) Dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama
kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka guru hendaknya
memperhatikan beberapa prosedural dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat dalam metode
inkuiri ini dapat teratasi.
C.
Penerapan
Metode Inkuiri dalam pembelajaran IPA Mengenai Konsep Gaya Magnet
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), para ahli menyarankan menciptakan iklim pembelajaran IPA
yang kondusif. Melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar
siswa dilatih untuk berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan,
dan percobaan. Selain itu juga melalui pembelajaran IPA diharapkan dapat
menumbuhkan sikap dan nilai yang positif
serta memupuk rasa cinta kepada alam sekitar dan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Patta Bundu (Ahmad, 2011) bahwa
Pembelajaran IPA merupakan wahana
bagi siswa untuk memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan,
dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; dan dari segi sikap dan
nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di
lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
dapat bekerja sama dan mandiri, sera mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap
alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha esa.
Untuk mewujudkan keinginan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang
tertuang di dalam kurikulum, guru harus mampu menjadi fasilitator dalam
pembelajaran IPA yang mampu menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan siswanya sehingga siswa mampu bereksplorasi untuk
membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan keberanian ilmiah.
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang IPA,
yang sampai sekarang masih tetap
dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inkuiri. Dalam
penerapan metode inkuiri untuk pembelajaran IPA di sekolah dasar, guru memiliki
peranan yang sangat penting. Sebagaimana yang dikemukakan Gulo (Ahmad, 2011) Seorang guru akan memiliki beberapa peran
dalam menerapkan metode inkuiri, yaitu:
a)
Motivator,
yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
b)
Fasilitator,
yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
c)
Penanya,
untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi
keyakinan pada diri sendiri.
d)
Administrator,
yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. Pengarah, yang
memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
e)
Manajer,
yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
f)
Rewarder,
yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan
semangat heuristik pada siswa.
Metode inkuiri memiliki enam langkah pembelajaran,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011:201) bahwa “langkah-langkah
pelaksanaan metode inkuiri adalah Orientasi, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan”.
BAB
III
RANCANGAN
RPP MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan di SD Negeri 2 Bayah Barat tentang
pembelajaran IPA dengan konsep gaya magnet penulis menyusun rancangan RPP yang akan
digunakan oleh penulis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Berikut ini
rancangan RPP yang penulis gunakan sebagai berikut:
A.
Tahap
pendahuluan
Pada tahapan ini penulis melakukan
kegiatan sebagai berikut:
1. Mengkondisikan
siswa pada situasi belajar yang lebih baik, kegiatannnya berupa:
a.
Siswa berbaris sebelum masuk kelas
b.
Siswa berdo’a sebelum belajar dimulai
c.
Penulis mengabsen tentang kehadiran
siswa
2. Menjelaskan
tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai, misalnya setelah pembelajaran ini
selesai diharapkan siswa dapat menyebutkan benda-benda yang dapat ditarik
magnet dan benda yang tidak dapat ditarik magnet, siswa dapat menyebutkan
bagian magnet yang memiliki gaya kemagnetannya paling besar.
3. Melakukan
apersepsi atau motivasi:
Pada
tahapan ini penulis melakukan tahapan orientasi atau lebih umum dikenal dengan
sebutan apersepsi atau motivasi. Kegiatan yang dilakukan penulis dengan cara
menunjukkan dua kotak dengan bungkus yang sama akan tetapi isinya berbeda. Kotak yang satu isinya kosong dan kotak yang
satunya lagi berisi magnet. Selanjutnya guru menunjukkan dua kotak itu dan
menempelkan klip kertas pada dua kotak itu secara bergantian. Selanjutnya guru
menugaskan siswa untuk mengamati salah satu kotak yang dapat menempelkan klip
kertas tersebut. Siswa ditugaskan untuk menebaknya tentang isi kotak yang bisa
menempelkan klip kertas tersebut. Selanjutnya guru membuka kotak itu dan
menunjukkan ke siswa bahwa klip kertas bisa menempel karena di dalam kotak ada
magnet.
Pada
kegiatan ini diharapkan siswa dapat lebih siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
B.
Kegiatan
Inti pembelajaran
1. Tahap
eksplorasi
Pada
tahap ini penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana, misalnya: siapa
yang pernah bermain-main dengan magnet? Apa yang kamu lakukan dengan magnet?
Sehingga diharapkan siswa memunculkan permasalahan dari konsep magnet tersebut.
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada pelajaran ini yaitu:
a.
Benda-benda apa saja yang dapat ditarik
oleh magnet?
b.
Pada bagian mana pada magnet yang memiliki
gaya kemagnetannya paling besar?
Selanjutnya siswa ditugaskan untuk
menjawab permasalahan yang dimunculkan sehingga diperoleh hipotesis sederhana
sebagai berikut: “Bahwa semua benda yang berbahan besi, nikel meruapan benda
yang dapat ditarik magnet. Dan kekuatan magnet yang paling besar terdapat di
ujung magnet”.
2. Tahap
elaborasi
Pada tahap ini penulis lakukan
sebagai berikut:
a.
Membagikan lembar kerja siswa (LKS)
serta memberikan bahan-bahan yang akan digunakan siswa untuk melakukan
percobaan. Penulis memberikan petunjuk yang sederhana agar pelaksanaan perobaan
dapat berjalan lancar.
b.
Siswa secara berkelompok melakukan
percobaan dan menuangkan hasilnya pada LKS yang telah disediakan
c.
Masing-masing kelompok melakukan
presentasi
d.
Penulis bersama-sama siswa menyimpulkan
hasil percobaan yang telah dilakukan siswa.
e.
Penulis bertanya kembali tentang
permasalahan yang muncul saat pembelajaran dimulai. Apakah kesimpulan yang
diperoleh bisa menjawab permasalahan yang dimunculkan. Pada tahapan ini dikenal
dengan istilah pengujian hipotesis berdasarkan data yang diperoleh siswa saat
melakukan percobaan.
f.
Siswa memajangkan hasil percobaan di
papan pajangan.
3. Tahap
konfirmasi
a. Guru
memberikan kesempatan yang seluas-lusanya kepada siswa untuk bertanya,
menyampaikan pendapatnya atau pengalaman-pengalaman siswa selama menggunakan
magnet
b. Penulis
menjelaskan bahwa semua benda yang berbahan besi, nikel dan kobal dapat ditarik
magnet
C.
Kegiatan
akhir
Pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis
memberikan penilaian dengan alat tes berupa tes uraian singkat
2. Memberikan
umpan balik dengan cara tugas sederhana
3. Ucapan
terima kasih dan salam
Itulah secara sederhana rancangan
kegiatan yang dilakukan oleh penulis dan lebih jelasnya dapat dilihat pada RPP
yang penulis susun (terlampir).
BAB IV
ANALISIS KELEBIHAN, KEKURANGAN DAN
KEKHUSUSAN
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
A.
Kelebihan
Model Pembelajaran Inkuiri
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011
:208) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1.
Metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna.
2.
Metode
inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3.
Metode
inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya perubahan.
4.
Keuntungan
lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sejalan dengan itu
dikemukakan pula keuntungan model inkuiri oleh Oemar Hamalik (2001:220),
sebagai berikut:
Keuntungan bagi siswa dari pengalaman
kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagai tanggung jawab, dan bersama-sama
mencari pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas analisa
penulis berkenaan dengan keunggulan dari model pembelajaran inkuiri
memungkinkan siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses
inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang
nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah skaligus membuat
keputusan. Dengan pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa untuk belajar system
karena di sini memungkinkan terjadi integrasi dari berbagai disiplin ilmu.
Ketika siswa melakukan ekplorasi akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang
melibtakn bahasa, social, matematika, seni bahkan teknik. Dalam proses inkuiri
juga siswa dituntut bertanggung jawab penuh terhadap proses belajarnya sehingga
guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa agar
tidak menggangu proses pembelajaran. Dengan berbagai keunggulan tersebut
penulis berharap model pembelajaran inkuiri ini bisa digunakan terutama pada
pelajaran IPA.
B.
Kekurangan
Model Pembelajaran Inkuiri
Begitu pula dikemukakan
oleh Sanjaya (2011 :208) bahwa metode inkuiri sebagai salah satu metode
pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
1.
Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Metode
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar
3. Dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama
kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas menunjukkan
bahwa semua model pembelajaran tidak ada yang sempurna tentu selalu memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kecerdasan guru dalam memilih model pembelajaran
merupakan sikap bijaksana agar pembelajaran lebih bermakna. Mengkolaborasikan
metode mengajar merupakan pilihan tepat untuk membuat siswa belajar lebih baik.
C.
Kekhususan
Model Pembelajaran Inkuiri
Kekhususan model
pembelajaran inkuiri menekankan pada proses ilmiah. Ketika menekankan
pada proses ilmiah berarti proses pembelajaran selalu dimulai dengan
memunculkan permasalahan, hipotesis, pengujian data dan membuat kesimpulan.
Pembelajaran
inkuiri melatih siswa untuk menjadi saintis-saintis kecil yang tidak dimiliki
oleh pembelajaran model yang lain. Karena kekhususannya itulah pembelajaran
inkuiri akan pas jika digunakan pada materi-matari yang membutuhkan penelitian.
Biasanya materi itu ada di pelajaran IPA dan matematika.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Cara menerapkan
model pembelajaran inkuiri dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai
berikut:
1. Orientasi
2. Meumuskan
masalah
3. Mengajukan
hipotesis
4. Mengumpulkan
data
5. Menguji
hipotesis
6. Merumuskan
kesimpulan
Model pembelajaran inkuiri memiliki
kelebihan dan kekurangan pemilihannya didasarkan pada materi yang akan
dibelajarkan.
B.
Saran
Saran-saran
yang dapat disampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model inkuiri memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan penemuan
2. Dalam pembelajaran peran guru diharapkan aktif
sehingga guru hanya sebagai fasilitator
saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
A. (2011). Hakikat Metode Inkuiri.
Universitas Negeri Makassar.Tersedia pada:pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/.../HAKIKAT_METODE_INKUIRI.rtf.
Diakses pada tanggal 25 Nopember 2012.
BSNP.(2006). Model
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Depdiknas
Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta
------------ (2003).Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentan Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta. Depdiknas
Hamalik
Oemar.(2001). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta:Bumi Aksara
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sagala Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Terima kasih atas ilmumya bapak/ibu
BalasHapusterima kasih kak
BalasHapusSANGAT BERMANFAAT, MAKASIH YA!
BalasHapusambil sekarang bonus piala dunia 2018 dari bolavita yuk.
BalasHapusLink Promo Bonus : www,bolavita,pro/promo-piala-dunia/
sabung ayam terbaik indonesia dengan minimal pasang 10rb online dari hp dan komputer live s128 sv388 cft2288
www,sabungayam,pro
www,sabungonline,org
www,ayamsabungonline,com
www,sabung-online,com
www,sabung-online,net
www,sabung-online,org
www,onlinesabungayam,net
agenpialadunia2018-blog.logdown,com
kontak kami bolavita:
WA : 081377055002
BBM PIN : BOLAVITA