Marquee

Terima Kasih Anda Telah Berkunjung Ke Blognya Jarsa

Sabtu, 30 Maret 2013

Pembelajaran Berbasis Masalah


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
( PROBLEM BASED LEARNING )

1.    PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH      
I
stilah Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ) diadopsi dari istilah Inggris yaitu Problem Based Instruction ( PBI ). Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori konstruktivisme. Model pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. (Abuddin Nata, 2009:243).                                                          
Pendapat ini senada dengan yang dikemukan oleh Arend ( dalam Trianto, 2011 : 92 ), bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan  keterampilan berfikir ke tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Lebih lanjut Dewey (dalam Sudjana, 2001 : 19 ) menyatakan belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah , sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.                
Jadi model pembelajaran berbasis masalah merupakan  model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.   Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah.
2.   KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut :
1)   permasalahan menjadi starting point dalam belajar
2)   permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur
3)   permasalahan membutuhkan perspektif ganda
4)   permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
5)   belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6)   pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM
7)   belajar adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif
8)   pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan
9)   keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar
10)PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajarStudi kasus pembelajaran berbasis masalah, meliputi :
a.    penyajian masalah;
b.    menggerakkan inquiry;
c.    langkah-langkah PBM, yaitu analisis inisial, mengangkat isu-isu belajar, iterasi kemandirian dan kolaborasi pemecahan masalah, integrasi pengetahuan baru, penyajian solusi dan evaluasi.
3.    DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH                  
Desain model pembelajaran berbasis masalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang.
Kedua, pada setiap kelompok tersebut terdapat seorang ketua yang bertindak sebagai moderator dan sekaligus juru bicara, dan seorang sekretaris yang bertindak sebagai pencatat dan perumus hasil pemecahan masalah. Ketua dan sekretaris kelompok tersebut juga merangkap sebagai anggota.
Ketiga, menentukan .pokok masalah yang akan dipecahkan. Permasalahan tersebut dapat dituangkan dari bahan pelajaran yang terdapat dalam silabus, dapat pula permasalahan yang berasal dari para siswa sendiri. Untuk itu, seorang guru hendaknya mendorong setiap kelompok untuk berani mengemukakan  poko  masalah yang akan dibahas dan dipecahkan. Andaikan para siswa dalam kelompok tersebut mendapatkan kesulitan dalam menemukan masalahnya, maka guru dituntut untuk menawarkan masalah-masalahnya. Selain itu, permasalahan tersebut harus mengandung isu-isuyang mengandung konflik, bersifat familier, mengandung kompetensi yang harus dimiliki oleh muris sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta sesuai dengan minat murid.
Keempat, guru meminta para siswa dalam setiap kelompok tersebut untuk mendiskusikan poko masalah tersebut sesuai dengan waktu yang tersedia.
Kelima, berbagai kegiatan yang terdapat dalam kelompok tersebut antara lain:
1)   Mengumpulkan data dengan cara masing-masing kelompok bertukat pikiran, melakukan observasi, mempelajari berbagai bacaan, mengakses Internet dan inventarisasi data lainnya;
2)   Menganalisis data yang telah dikumpulkan  dengan cara mengkajinya dan mempertanyakannya, yakni apakah data tersebut telah memadai untuk menjawab permaslahan tersebut;  
3)   Menyusun hipotesis yang didasarkan pada hasil analisis data-data tersebut, yaitu berupa dugaan, jawaban, atau kesi mulan sementara sabagai salah satu alternatif pemecahan masalah atau jawaban atas  masalah tersebut, kebenaran hasilnya harus dibuktikan;
4)   Mengolah data, yaitu data yang ada dan telah dianalisis itu diolah dengan baik agar dapat memperjelas ke arah pemecahan masalah yang tepat;
5)   Menguji hipotesis, yaitu bahwa kebenaran hipotesis atau cara pemecahan masalah yang telah diajukan tersebut diuji kembali, yakni apakah hipotesis tersebut sudah merupakan jawaban atau pemecahan masalah yang tepat atau belum;
6)   Menarik kesimpulan yang berisi jawaban atau pemecahan atas masalah tersebut. (Abuddin Nata, 2009 :249)

4.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
A.   KELEBIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dinilai memiliki berbagai kelebihan diantara :
1)        dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan  kehidupan, khususnya dengan dunia kerja;
2)        dapat membiasakan para siswa menghadapai dan memecahka masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesunguhnya di masyarakat kelak;
3)        dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.
B.       KEKURANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dinilai memiliki berbagai kekurangan diantara :
1)        sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berfikir para siswa. Hal ini terjadi, karena adanya perbedaan tingkat kemampuan berfikir pada para siswa. Seseorang misalnya, menduga bahwa PBL hanya cocok untuk siswa SLP, SLA, atau PT. Namun yang sesungguhnya PBL dapat pula diterapkan pada siswa SD asalkan masalah yang disajikan sesuai dengan tingkat kemampuan siwa SD tersebut;
2)        Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional, Hal ini terjadi antara lain karena dalam memecahkan masalah tersebut sering keluar dari konteksnya atau cara pemecahannya yang kurang efisien;
3)        sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang semula belajar dengan mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri. (Abuddin Nata, 2009 :250)



DAFTAR PUSTAKA

Amri Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Konstruksi pengembangan Pembelajaran. Surabaya : Prestasi Pustaka.

Isriani Hardini & Dewi Puspitasari, ( 2012 ). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia

Nata Abuddin. (2009). Perspektif Islam tentang Straegi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Rusman. ( 2011 ). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.

Sagala Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Tim Penyusun Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. (2012). Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru rayon 9 Universitas Negeri Jakarta. Jakarta : Copyright 2012 Universitas Negeri Jakarta.

Trianto. ( 2011 ). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta : Prenada Media

5 komentar:

  1. Msu nanya apa sih perbedaan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berpusat pada masalah

    BalasHapus
  2. ambil sekarang bonus piala dunia 2018 dari bolavita yuk.
    Link Promo Bonus : www,bolavita,pro/promo-piala-dunia/

    sabung ayam terbaik indonesia dengan minimal pasang 10rb online dari hp dan komputer live s128 sv388 cft2288

    www,sabungayam,pro
    www,sabungonline,org
    www,ayamsabungonline,com
    www,sabung-online,com
    www,sabung-online,net
    www,sabung-online,org
    www,onlinesabungayam,net
    agenpialadunia2018-blog.logdown,com

    kontak kami bolavita:
    WA : 081377055002
    BBM PIN : BOLAVITA

    BalasHapus
  3. Commonly, research in this space is grounded first in the idea of way of life and relates this to different parts of an individual or gathering way of life. Key topics that might impact way of life incorporate exercises/conduct, WellNessPitch and mentalities, people versus gatherings, bunch connection, intelligence, obviousness, and decision.

    BalasHapus
  4. Moreover, tank tops are popular among men and women. Tanks tops, such as Next Level N1533 bring men and women a signature style to their everyday look. The popular use for tank tops is for workouts or beach walks or stylish casual looks.

    BalasHapus
  5. Hey there! This is kind of off topic but I need some help from an established blog.
    Is it difficult to set up your own blog? I’m not
    very techincal but I can figure things out pretty fast.
    I’m thinking about creating my own but I’m not sure where to begin.
    Do you have any points or suggestions?
    Contact me at: IQTechTime

    BalasHapus